Jam Tangan Kaka Ipar
Detective conan, kerap berjumpa dengan kasus-kasus yang pelik, bahkan beberapa dihadapkan dengan rangkaian peristiwa yang mengharuskannya berlomba dengan waktu. Jika terlambat, maka penjahat tak akan bisa tertangkap dan dia akan bebas atas kejahatannya, selamanya.
Dan kisah hidupku yang aku ceritakan hari ini, adalah sebuah kejahatan di masa lalu, yang menunjukan seorang penjahat luput dari hukumannya.
Sampai bertahun-tahun aku sangat pemalu pada kakak iparku. aku tak pernah berani bertanya apakah dia pernah memberi jam tangan pada kakakku. aku sangat merasa sungkan. di dalam pikiran ku hanya terbesit, "mungkin kakak ipar berpikir, aku adalah pencuri jam tangan miliknya".
Beri Artikel ini Plus 1 :
Dan kisah hidupku yang aku ceritakan hari ini, adalah sebuah kejahatan di masa lalu, yang menunjukan seorang penjahat luput dari hukumannya.
Misteri Jam Tangan Digital
Aku Tak Tahu kapan tepatnya peristiwa ini terjadi. Entah saat aku duduk di bangku SD, ataukah belum sekolah sama sekali. hal yang pasti adalah peristiwa ini berlangsung beberapa bulan setelah pernikahan kakak perempuanku dengan seseorang yang kusebut kaka ipar, Daspan S.Pd.
Rumahku dan rumah kaka ipar berada cukup dekat, sekitar 1 hingga 1,5 kilometer.
hari itu, di beberapa bulan setelah pernikahan. Aku, kakak laki-laki-ku, ibu dan ayahku mengunjungi rumah kaka ipar. kami berkeliling rumah, dan kakak ku selalu ada di sekitarku (atau entah sebaliknya). banyak hal yang ku bisa lihat dan tak perlu kusebutkan semua disini, kecuali bahwa aku melihat sebuah jam tangan digital yang bagus (dizaman itu) di atas sebuah lemari di dekat TV ketika keluargaku menengok kamar kakak dan kakak iparku yang memang berada dekat dengan lemari. Aku perhatikan baik-baik, karena aku sangat mengaguminya, jam tangan itu sungguh keren (di mata anak laki-laki yang masih amat kecil).
Banyak hal yang dilakukan oleh seorang anak kecil dan kakak laki-laki nya yang saat itu masih akrab bermain-main. sampai Tiba saatnya untuk pulang, hampir setiap saat kami selalu bersama.
***
Kakak laki-laki ku tipe orang yang boros, sehingga uang jajan yang ia miliki lebih cepat habis daripada uang jajan yang ku punya. sehingga tak heran, jika kami (aku dan ibu) sering menjumpai dia memiliki uang yang lebih sedikit daripada yang ku miliki, bahkan tak memiliki uang sama sekali.
Suatu ketika, di hari yang istimewa dimana aku dan kakaku sedang menanam bibit-bibit pohon jati di dalam gelas akua. kakaku mengatakan dia sedang tidak memiliki uang, dan ingin menjual sebuah jam tangan kepadaku, hanya seharga 3ribu rupiah. dia masuk kedalam rumah, lalu keluar kembali dan menunjukan sebuah jam tangan padaku.
Dulu, aku berpikir. Kapan kakak iparku memberikan dia jam tangan. sebab seingat saya, hampir setiap saat, kakak laki-lakiku ini selalu berada di sekitar saya. jadi seharusnya aku melihat jika ada peristiwa dimana kakak iparku memberi dia jam tangan. setelah pembicaraan yang cukup panjang. akhirnya, aku membeli jam tangan tersebut dari kakak ku. Tanpa rasa curiga. dan karena aku sangat menyukai jam tangan tersebut, aku selalu menggunakan dan memakainya setiap hari dengan penuh suka cita.
***
Di hari yang lain,
Aku penuh suka cita ketika saat itu, aku bersama kakak laki-laki ku mengangkat kayu-kayu bakar untuk di masukan kedalam rumah setelah usai dijemur. Dengan kaos pendek, celana pendek, dan sebuah jam tangan di tangan kananku aku sangat bersemangat. sampai entah untuk tujuan apa, kakak iparku berkunjung kerumah, masuk kedalam rumah dan berbicara dengan ibu. keluar, seperti sedang menunggu sesuatu lalu mendekati aku dan kakak laki-lakiku untuk menggoda atau hanya sekedar menyapa anak-anak kecil yang bekerja.
Ditengah perbincangan itulah aku merasakan ada sesuatu yang tak biasa. muka kakak iparku tampak menunjukan sesuatu yang lain, sesekali melirik ke arah tangan kananku.
Aku tak pernah mengerti apa arti lirikan dan wajah seperti itu, saat aku masih sangat kecil. sampai suatu saat setelah waktu yang cukup lama aku mengetahui sebuah kenyataan dari obrolan kakak perempuanku bahwa sebuah Jam tangan kakak iparku hilang di rumahnya.
Aku tak tahu apakah jam yang aku beli dari kakak ku yang dimaksud. Aku juga tak tahu apakah kakak iparku benar-benar pernah memberi jam tangan untuk kakak laki-laki ku. Yang aku ketahui hanyalah, sebuah perasaan yang sangat kuat. bahwa itu adalah sebuah jam yang sama, dan tak pernah ada peristiwa pemberian seperti itu. kakak ku selalu bersama ku saat kami bermain di sana.
Aku Tak Tahu kapan tepatnya peristiwa ini terjadi. Entah saat aku duduk di bangku SD, ataukah belum sekolah sama sekali. hal yang pasti adalah peristiwa ini berlangsung beberapa bulan setelah pernikahan kakak perempuanku dengan seseorang yang kusebut kaka ipar, Daspan S.Pd.
Rumahku dan rumah kaka ipar berada cukup dekat, sekitar 1 hingga 1,5 kilometer.
hari itu, di beberapa bulan setelah pernikahan. Aku, kakak laki-laki-ku, ibu dan ayahku mengunjungi rumah kaka ipar. kami berkeliling rumah, dan kakak ku selalu ada di sekitarku (atau entah sebaliknya). banyak hal yang ku bisa lihat dan tak perlu kusebutkan semua disini, kecuali bahwa aku melihat sebuah jam tangan digital yang bagus (dizaman itu) di atas sebuah lemari di dekat TV ketika keluargaku menengok kamar kakak dan kakak iparku yang memang berada dekat dengan lemari. Aku perhatikan baik-baik, karena aku sangat mengaguminya, jam tangan itu sungguh keren (di mata anak laki-laki yang masih amat kecil).
Banyak hal yang dilakukan oleh seorang anak kecil dan kakak laki-laki nya yang saat itu masih akrab bermain-main. sampai Tiba saatnya untuk pulang, hampir setiap saat kami selalu bersama.
***
Kakak laki-laki ku tipe orang yang boros, sehingga uang jajan yang ia miliki lebih cepat habis daripada uang jajan yang ku punya. sehingga tak heran, jika kami (aku dan ibu) sering menjumpai dia memiliki uang yang lebih sedikit daripada yang ku miliki, bahkan tak memiliki uang sama sekali.
Suatu ketika, di hari yang istimewa dimana aku dan kakaku sedang menanam bibit-bibit pohon jati di dalam gelas akua. kakaku mengatakan dia sedang tidak memiliki uang, dan ingin menjual sebuah jam tangan kepadaku, hanya seharga 3ribu rupiah. dia masuk kedalam rumah, lalu keluar kembali dan menunjukan sebuah jam tangan padaku.
"Loh, bukannya ini jam tangan kang daspan ya?" kataku.
"Iya, dulu pas main kesana. kang daspan ngasih ini ke saya"
"Masa sih? pas kapan tuh ngasihnya?"
"Masa sih? pas kapan tuh ngasihnya?"
***
Di hari yang lain,
Aku penuh suka cita ketika saat itu, aku bersama kakak laki-laki ku mengangkat kayu-kayu bakar untuk di masukan kedalam rumah setelah usai dijemur. Dengan kaos pendek, celana pendek, dan sebuah jam tangan di tangan kananku aku sangat bersemangat. sampai entah untuk tujuan apa, kakak iparku berkunjung kerumah, masuk kedalam rumah dan berbicara dengan ibu. keluar, seperti sedang menunggu sesuatu lalu mendekati aku dan kakak laki-lakiku untuk menggoda atau hanya sekedar menyapa anak-anak kecil yang bekerja.
Ditengah perbincangan itulah aku merasakan ada sesuatu yang tak biasa. muka kakak iparku tampak menunjukan sesuatu yang lain, sesekali melirik ke arah tangan kananku.
Aku tak pernah mengerti apa arti lirikan dan wajah seperti itu, saat aku masih sangat kecil. sampai suatu saat setelah waktu yang cukup lama aku mengetahui sebuah kenyataan dari obrolan kakak perempuanku bahwa sebuah Jam tangan kakak iparku hilang di rumahnya.
Aku tak tahu apakah jam yang aku beli dari kakak ku yang dimaksud. Aku juga tak tahu apakah kakak iparku benar-benar pernah memberi jam tangan untuk kakak laki-laki ku. Yang aku ketahui hanyalah, sebuah perasaan yang sangat kuat. bahwa itu adalah sebuah jam yang sama, dan tak pernah ada peristiwa pemberian seperti itu. kakak ku selalu bersama ku saat kami bermain di sana.
Sampai bertahun-tahun aku sangat pemalu pada kakak iparku. aku tak pernah berani bertanya apakah dia pernah memberi jam tangan pada kakakku. aku sangat merasa sungkan. di dalam pikiran ku hanya terbesit, "mungkin kakak ipar berpikir, aku adalah pencuri jam tangan miliknya".
Dian Anggraeni Daspan Carminah Denis Tukdana, Indramayu |
13:16
|
Labels:
Keluarga
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment