Babi Ngepet dan Celengan Plastik Miliku

3 hari yang lalu, terdengar berita menyedihkan di sekitar desa tempat ku tinggal. Tepatnya, kejadian ini terjadi di desa tetanggaku. Dimana seorang pria yang berkendara sepeda, ditabrak dan di lindas oleh sebuah mobil. Kepala pengendara Sepeda itu hancur, dan Bagian dalam perutnya jg keluar berserakan.

Kejadian ini bukanlah satu-satunya. Beberapa ratus meter dari tempat tersebut. Terjadi pula sebuah peristiwa tabrak lari di pagi buta. Dimana korban meninggal kali inipun masih berasal dari desa yang sama. Sementara untuk peristiwa peristiwa yang lain, dalam bulan ini hanyalah sebuah peristiwa kecelakaan biasa tanpa korban jiwa.

Aku dan kakak laki-lakiku yang sedang menonton TV bersama, ikut berkomentar ketika ayahku menceritakan peristiwa kecelakaan terbaru yang menimpa pria pengendara sepeda tersebut. Kakaku mengatakan bahwa disepanjang jalan raya di desa tersebut memang sangat banyak makhluk-makhluk halus bertebaran yang sengaja di lepaskan di jalan untuk memperoleh tumbal.


"Wah, masa? Iya gitu?" Kataku.
"Sok aja, kamu tanyain ke temen kamu yang punya indra ke enam. Ada gak?"


Saya sendiri sering mendengar bahwa orang orang desa tersebut memang banyak yang nyupang ataupun bekerjasama dengan makhluk ghaib. Tapi jika dikatakan ada sebanyak itu makhluk ghaib yang ada di jalan. Maka sungguh aku tak ingin mempercayai nya.

Di sebuah peristiwa yang lain.
Ketika aku berkumpul dengan teman-temanku. Aku memperoleh informasi bahwa dahulu, ada sebuah cerita dimana seorang ustad yang kebetulan lewat dan mampir untuk shalat jumat di desa tersebut mengaku bahwa, disana yang dia lihat bukanlah manusia lagi. Orang orang berkepala buaya, monyet, pocong dan lain lain. Hanya beberapa orang saja yang tampak sebagai manusia.
Namun saya tak bisa memastikan kebenaran kisah ustad ini. Karena terlalu jauh yang meriwayatkanya.

Sangat disayangkan mereka rela bersahabat dengan setan dan menukarkan kemanusiaan mereka dengan limpahan harta. Padahal di balik kesenangan mereka, seseorang, sebuah keluarga hancur berantakan. Seperti yang terakhir terjadi dengan pengendara sepeda beberapa hari lalu.
Bagaimana keluarga yang ditinggalkan nantinya?
Mereka kehilangan seorang kepala keluarga?

Berbicara tentang syaitan dan uang. Aku ingat sebuah peristiwa yang pernah terjadi di dalam hidupku.
Tentang seseorang dan syetan di dalam dirinya memakan habis apa yang telah ku sisihkan dan perjuangkan.

Babi Ngepet dan Celengan Plastikku

Dahulu saat aku masih anak-anak dan belum masuk sekolah dasar. Entah karena alasan atau motiasi apa (aku lupa), akhirnya aku terbiasa menabung di dalam sebuah celengan plastik berwarna biru. 

Aku menabung selama berbulan-bulan. Meskipun memang tidak setiap hari aku bisa memasukan uang kedalamnya.
Hal ini, karena memang aku jarang memiliki uang untuk ku tabungkan, sehingga uang hanya ku tabungkan sesekali saja. 
Setiap ku mendapatkan uang, ku ambil celengan plastiku, sebagian uang  ku tabungkan, lalu celengan tersebut ku sembunyikan di atas rumah dibawah genteng. Berharap akan aman.
Sesekali memang ku pindahkan, karena tempat persembunyian itu diketahui kakak ku.

Karena menabung dalam waktu yang lama itulah. Segala jenis recehan dan berbagai uang kertas yang kudapatkan dari siapapun ada di dalam celengan tersebut. 
Aku bahkan sangat menginggat uang yang kumasukan saat hari raya idul fitri, 50 Ribu yang kuperoleh dan kukumpulkan dari berbagai sadara keluargaku.
Ayah dan Ibuku sendiri menyaksikan saat aku memasukan uang tersebut.

Berapa jumlah uang yang ku tabungkan ?
Aku tak tahu, bahkan aku tak pernah menghitungnya. Aku hanya berharap dengan sesering mungkin aku memasukan uangku kedalamnya. Suatu saat aku akan kaget dan terpesona dengan jumlah yang telah ku kumpulkan dengan susah payah. dan menahan hasrat mendalam membelanjakan uang-uang tersebut. 


Sampai Akhirnya, Peristiwa itu terjadi.
Pada  suatu siang, dimana aku bersama kakak ku menjaga rumah. terdengar suara asing yang keras dari samping rumah di balik tembok dapur ketika kami berada di ruang tengah depan TV.  Kakak ku yang mendengar suara itu pertama kali, dan memintaku menajamkan telingaku.  aku yang mendengar suara yang sama, seperti suara babi, sontak segera pergi kesana bersama kakak ku. Suara  itu masih terdengar beberapa lama. sampai akhirnya berhenti. sehingga membuat aku tertarik untuk pergi berlari keluar rumah, hendak melihat kesamping rumah. namun baru sampai ujung teras depan rumahku, seseorang muncul dari samping rumah dekat dapur dengan penuh senyuman (Baca : cengengesan).
Dia adalah teman bermain kakak ku. seorang yang sama saja bandelnya, bahkan lebih bandel dan lebih nakal dari kakak ku.
Aku tak tahu apa arti semua peristiwa ini saat itu.
Bahkan sampai beberapa bulan berikutnya, saat-saat dimana aku, ayahku dan ibuku memutuskan untuk membongkar celengan plastiku karena ibu dan ayah ingin meminjam uangnya sementara. Entah untuk keperluan apa aku tak ingat.

Saat kami membuka celengan plastik tersebut. kami dikagetkan dengan apa yang ada di dalamnya.
Semua hanyalah uang receh. Tak ada satupun uang kertas di dalamnya. Sungguh, Tak satupun.
Aku Tak menangis. Hanya saja ku menyayangkanya.
Yang terpintas dalam pikirku saat itu adalah, apakah ini ulah babi ngepet yang dulu pernah ku dengar bersama kakak ku.?
Tapi itu siang Hari.
Dan sepertinya peristiwa itu hanyalah ulah sahabat kakak ku di waktu kecil.

Bagaimana Jika ini terjadi pada kalian ?
Setelah bersusah payah menahan lapar. Memendam hasrat membelanjakan uang. selama bertahun-tahun.
Namun pada akhirnya semua hanyalah kehampaan ...

Penjahat sesungguhnya adalah kakak laki-lakiku. Sejak kecil dia telah memiliki bakat terpendam untuk melakukan semua kejahatan. (sepertinya).
Hal ini karena ternyata.
Beberapa bulan setelah peristiwa celengan plastik misterius tersebut. aku kemabali mulai menabung setelah pasca trauma, takut akan kesia-sia an. 
Dan kabar baiknya, kakak laki-laki ku pun mulai ingin menabung. Kami berdua memiliki celengan plastik yang sama, hanya saja berbeda warna. Serta tempat persembunyiaan masing-masing untuk menyimpanya. Sampai akhirnya kakak ku mengatakan :

"Din, kakak mau pinjam uang dong" kata kakak laki-laki ku.
"aku gak ada uang ka" jawabku.
"kan kamu punya tabungan?" tambahnya.
"Iya, ada nya cuma di celengan aja. Uang selain itu aku gak punya" Jawabku.
"Ya udah, gak papa. Diambil aja dari celengannya. Kakak mau pinjam"
"Ih.... gak mau ka" Jawabku. "Celengannya kan masih baru, masa udah mau dirusak aja" tambahku.
"Ya engga, gak bakal rusak. Tinggal di ambil aja" ungkapnya.

Karena terus dibujuk, Aku Akhirnya mengiyakanya. Kurelakan uang ku dipinjam olehnya. Sehingga ku ambil celenganku dari tempat persembunyiaan nya. lalu ku berikan padanya agar ia mengambilnya sendiri. Karena ku tak tahu bagaimana cara mengambil uang dari dalam celengan plastik punyaku. Hanya dengan sebuah gunting. akhirnya aku melihat sendiri bagaimana kakakku melakukanya. Uang kertas itu bisa dengan mudah diambil, tanpa merusak celengan itu sendiri. dan sejak saat itulah, aku tak bisa menahan diriku untuk mengambil uang kertas dari tabunganku sendiri.

Disisi lain, aku menyadari.
Dari semua tindakannya. Gerak-geriknya. betapa seringnya aku dahulu harus memindahkan tempat persembunyiaan celengan karena kakak ku tahu dimana ku menyimpanya. Bagaimana boros nya dia dengan uang.
Aku menyadari ternyata dia adalah babi ngepet yang pernah ada di dalam hidupku.

Baca Juga :
Daftar Isi Blog

Beri Artikel ini Plus 1 :

0 comments:

Post a Comment

Entri Populer


Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Kumpulan Link