Aku dan Shalatku

Usai shalat jumat hari ini, saya melewati kembali jalanan yang saya gunakan untuk berangkat. disana masih ada anak-anak SMP bermain, bercanda bersama teman-teman nya. Seseorang bernyanyi dan bermain gitar, dan sisanya memperhatikan dengan mengikuti bernyanyi sesekali.

Dibenak saya yang muncul saat itu adalah.
"Mereka tidak shalat jumat?"
"Padahal 3 kali melalaikan shalat jumat itu adalah murtad"

Langsung tersirat dalam diri saya ingatan masa lalu. betapa umur segitu belumlah cukup dewasa untuk mengerti. Bahkan aku sendiri. kapan aku mulai shalat?
Bahkan Beberapa bulan terakhir ini. Di umur yang terbilang telah dewasa. Shalat yang sering saya jalani belumlah sempurna. betapa seringnya saya melupakan rakaat yang telah saya tempuh, terlalu terburu buru menyelesaikan shalat,  bahkan lebih parah menjadi cukup sering melewatkan shalat lima waktu itu sendiri.
(#sedih)



Aku, Tuhan, dan penguasa Laut pantai Selatan
Mataku memerah, Aku takut memejamkan kedua mataku. Ada sebuah perasaaan aneh di dalam hatiku yang mengatakan bahwa jika aku tertidur, aku tak akan bangun lagi. Seseorang dengan cambuk ditangan, berkereta kuda akan datang menjemputku saat aku terlelap. Sehingga saat pagi datang, yang akan ditemui keluargaku hanyalah seonggok mayat tanpa jiwa yang telah berhenti bernafas. Aku.

cuplikan file gif Film : drag me to hell


***

Perasaan akan dekatnya sebuah kematian itu muncul setelah aku dan mulutku dengan congkaknya menantang kekuasaan laut pantai selatan. Nyi roro kidul.
Tepat saat aku menginjak Semester 1 di kelas X di sekolah menengah Atas.
"Mereka melakukan hal yang salah"
"Membuang makanan di tengah laut, hanya untuk nyi roro kidul"
"Padahal Disana banyak yang mati kelaparan"
"Bisa apa sih nyi roro kidul itu sampai mereka harus melakukan hal demikian"
Ucapku ketika ku menatap di depan kotak kaca, warga di pantai selatan yang sedang mengapungkan nasi-nasi dan tumpeng sesajen nya.

"Hus... Jangan Ngomong sembarangan" Seseorang memarahiku.

Aku tak ambil pusing dengan apa yang aku ucapkan. atau apa yang seseorang bantahkan. aku menjalani hariku dengan biasanya. keimanan yang standar, bahkan sangat terbelakang. Shalat yang bolong-bolong, entah aku lupa. Mungkin hanya magrib saja, atau isya saja. atau kedua nya. terkadang malah tak shalat sama sekali. (#prestasi yang memalukan)

Beberapa hari setelah peristiwa itu. Perasaan aneh muncul. setiap langkah, setiap tindakan yang kulakukan seolah olah ada seseorang yang menginginkanu ikut bersamanya, mungkin hanya untuk sekedar dimarahi atau ditegur didalam laut. Di dalam hatiku, selalu terasa seseorang dengan kereta kuda nya sangat ingin sekali membawaku.

Aku masih terlalu muda. terlepas apakah itu sebuah perasaan yang benar atau hanya sebuah perasaan kosong. Jelas, aku Tak mau mati muda.
Ada orang tua yang harus ku bahagiakan.

***

Ku baca shalawat pada nabi ratusan kali setiap hari.
Ku dirikan shalat lima waktu.
Ku angkat kedua tanganku.
Doa ku hanya satu... " Ya allah, Jika aku melakukan kesalahan. maka maafkanlah. Jika ucapanku menyinggung Perasaan penguasa laut pantai selatan. maka sampaikanlah maafku untuknya. Sesungguhnya engakau adalah zat yang lebih tinggi dan lebih berkuasa"

Sejak saat itulah. Aku tak pernah meninggalkan shalatku. (berusaha Tidak meninggalkan)
Apalagi aku selalu mengingat ucapan Guru Agamaku di kelas IX, ketika ku berada di sekolah menengah pertama, tentang seberapa lama hukuman di neraka untuk orang yang meninggalkan shalat (meski satu shalat saja)

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya (tanpa alasan atau halangan), lalu ia meng-qadhanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun). dan satu tahun terdiri dari 360 hari. ... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar

Sungguh Hukuman yang sangat menakutkan. Sebuah ibadah 5 hingga 10 menit saja. Dihukum dengan hukuman selama ribuan tahun.

Saat ini, Saya mencoba untuk memahami tiap arti bacaan shalat yang saya baca. sehingga pikiran saya yang bebas ini akan terkekang memikirkan dan membayangkan apa yang saya ucapkan pada tuhan di tiap saya shalat. Sungguh luar biasa benar ternyata. saya memahami kenapa shalat itu sendiri disebut sebagai bentuk dari menyembah tuhan "sembah yang" karena ternyata tiap ucapan yang kita ucapkan di dalam shalat adalah bentuk harapan dan doa, puji syukur serta pengakuan bahwa kita memang manusia yang tanpa daya.

Dan alhamdulilah, masalah tentang shalat lima waktu saya yang terlalu cepat dilaksanakan, Sering lupa jumlah rakaat, juga sering melupakan waktu shalat itu sendiri, menjadi semakin berkurang bahkan mungkin sudah "hampir" tak terjadi.
(Hingga saat ini)

Baca Juga : Daftar Isi Blog

Beri Artikel ini Plus 1 :

0 comments:

Post a Comment

Entri Populer


Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Kumpulan Link